Selasa, 06 Juli 2010

KI saya haha dapet nilai berapa kurang tau


Pengaruh Tambahan Belajar Diluar Jam Sekolah Terhadap Prestasi Siswa SMPI Al-Azhar 11 Serang

BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Ada berbagai macam tempat les bagi para siswa yang ingin mengikuti jadwal tambahan belajar diluar sekolah. Banyak murid SMPI AA 11 Serang yang aktif mengikuti kegiatan tersebut. Tidak hanya pada hari-hari sekolah mereka mengikuti kegiatan tersebut, dihari libur pun mereka tetap mengikuti tambahan belajar tersebut. Ada yang mengikutinya dengan senang hati dan adapula yang mungkin mengikutinya karena dipaksa oleh kedua orang tua mereka.

Dalam satu kelas mungkin ada sepuluh sampai 15 orang yang mengikuti tambahan belajar diluar sekolah. Seberapa besar pengaruh tambahan belajar diluar sekolah. Apakah kegiatan itu bisa merubah prestasi belajar mereka di sekolah atau tempat les hanya dijadikan sarana sebagai tempat untuk berkumpul bersama teman dan berpacaran?

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang muncul akibat kegiatan seperti tambahan belajar diluar sekolah terhadap prestasi siswa, perlu diadakan penelitian tentang prestasi siswa SMPI Al-Azhar 11 kota Serang yang mengikuti kegiatan tambahan belajar diluar sekolah.


1.2 Rumusan masalah

1. Berapa persen siswa yang mengikuti tambahan belajar diluar sekolah?

2. Apa pengaruh dari kegiatan ini?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Mencari tahu apa pengaruh dari kegiatan tambahan belajar diluar sekolah

2. Memaparkan definisi belajar

1.4 Metode penelitian

Pada penelitian kali ini saya menggunakan sebuah angket, yang akan disebar dan diisi oleh siswa SMPI Al-Azhar 11 Serang.

1.5 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Mengetahui manfaat dari kegiatan tambahan belajar diluar sekolah

2. Mengetahui berapa banyak siswa yang mengikuti tambahan belajar diluar sekolah

Sistematika penulisan

Bab 1

1.1 Latar belakang

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan

1.4 Metode

1.5 Manfaat

1.6 Sistematika penulisan

BAB 2

Pembahasan

2.1 Definisi ilmiah

2.1.1Pengertian belajar

Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut :

2 Cronbach memberikan definisi :

Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.

“Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman”.

2) Harold Spears memberikan batasan:

Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”.

Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.

3) Geoch, mengatakan :

Learning is a change in performance as a result of practice”.

Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.

Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995:2) dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya rite, dll.

Sedangkan definisi belajar menurut Hilhard Bower dalam bukunya yang berjudul theories of learning (1975) mengatakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecendrungan respon pembawaan kematangan.

2.1.2 Pengertian prestasi

Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

Prestasi merupakan hasil sebuah usaha yang tidak selamanya identik dengan hasil baik. Misalnya seorang siswa yang mengikuti ujian dan mendapatkan nilai lima, bisa dikatakan memperoleh prestasi buruk atau rendah. Sebuah tim sepak bola yang lebih sering kalah ketiumbang menang adalah tim sepak bola yang berprestasi buruk, dan lain-lain. Jadi, prestasi dapat berupa hasil yang baik ataupun buruk.

Prestasi meliputi berbagai macam bidang antara lain:

a. Prestasi belajar, yaitu hasil yang didapat dari usaha belajar.

b. Prestasi di bidang seni.

c. Prestasi di bidang olah raga.

d. Prestasi di bidang Iptek, dan lain-lain

2.2 Hasil

2.2.1

Apakah kamu mengikuti tambahan belajar diluar sekolah?

YA

TIDAK

90 %

10 %

Jika ya,

2.2.2 Alasan

Mengapa kamu mengikuti kegiatan tersebut?

Dipaksa orang tua

Kemauan sendiri

Mengikuti teman

5,56%

83,33%

11,11%

Tidak semua siswa yang mengikuti kegiatan tambahan belajar diluar sekolah didasari atas kesadaran diri mereka sendiri akan nilai yang diperolehnya. Dua diantaranya mengikuti tambahan belajar diluar sekolah karena ajakan temannya. Sedangkan yang lainnya karena dipaksa oleh kedua orang tuanya.

Jika tidak,

2.2.3

Mengapa kamu tidak mengikuti kegiatan tersebut?

Malas

100%

Dari 20 sampel yang diambil, ada dua siswa yang tidak mengikuti tambahan belajar diluar sekolah dan keduanya tidak mengikuti karena mereka malas untuk melakukannya.

Bagi yang mengikuti tambahan belajar diluar sekolah,

2.2.4

Apa tujuanmu datang ke tempat les?

Belajar

100%

Seluruh siswa yang mengikuti les memiliki tujuan yang sama datang ke tempat bimbingan belajar, yaitu belajar, tidak ada tujuan lain seperti pacaran ataupun bermain.

2.2.5

Adakah pengaruhnya terhadap nilaimu di sekolah? Apa?

Ada, menambah nilai

Tidak ada

88,89%

11,11%

16 siswa yang mengikuti les karena kemauan sendiri mengatakan bahwa tambahan belajar diluar sekolah cukup membantu untuk menaikkan nilai mereka di sekolah.

2.2.6

Bagaimana nilaimu disekolah jika tidak mengikuti les?

Biasa saja (rata-rata)

Lumayan bagus

50%

50%

Sedangkan siswa yang tidak mengikuti tambahan belajar diluar sekolah, nilai siswa tersebut sebagian lumayan baik dan sebagian lagi biasa saja (rata-rata)

BAB 3

Penutup

3.1 Kesimpulan

Dari 20 sampel yang diambil, 18 orang diantaranya mengikuti kegiatan tambahan belajar diluar sekolah (90% ya, 10% tidak). Dari data yang diperoleh, ada siswa yang mengikuti les karena dipaksa oleh orang tuanya, oleh sebab itu kegiatan ini tidak membuahkan hasil baginya.

Adapun manfaat atau pengaruh dari kegiatan tambahan belajar diluar sekolah terhadap nilai nilai siswa SMPI Al-Azhar 11 Serang ini ialah dapat meningkatkan nilai siswa di mata pelajaran tertentu.

3.2 Saran

Orang tua siswa hendaknya tidak memaksakan anaknya untuk mengikuti les. Biarkan anaknya sendiri yang berkeinginan untuk ikut les, agar hasil dari kegiatan tersebut berjalan efektif.

Daftar Pustaka

http://www.sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/

focus buku ajar acuan pengayaan pendidikan kewarganegaraan untuk SMP


Selasa, 06 April 2010

Kanata hongo



Profil
本郷 奏多, Hongō Kanata?, born November 15, 1990) is a Japanese actor and model.

Filmography
Dramas
Year Broadcast Network English Title Japanese Title English Translation Role
2005 TBS Aikurushii あいくるしい Sweet Shu Nagumo
2006 TBS Kiraware Matsuko no Issho 嫌われ松子の一生 The Life of Despised Matsuko Youichi Ryu (15 Years Old)
2007 Fuji TV, KTV Himitsu no Hanazono ヒミツの花園 The Secret Garden Hinata Kataoka
TV Asahi Seito Shokun! 生徒諸君! Attention Students! Kohei Aoki
NTV Tantei Gakuen Q 探偵学園Q Detective School Q Daisuke Makino (Guest Starring in Episode 2)
Fuji TV Iryu 2 医龍 Team Medical Dragon 2 Iryu Team Medical Dragon 2 Guest Starring in Episode 8
2008 NTV Seigi no Mikata 正義の味方 Ally of Justice Riku Okamoto
2009 NTV Reset リセット Reset Episode 14

Movies
Year English Title Japanese Title Role
2002 Returner リターナー Ritana Young Miyamoto
2004 Moon Child Moon Child Young Sho
2005 Hinokio: Inter Galactic Love ヒノキオ Hinokio Satoru Iwamoto
Until the Lights Come Back 大停電の夜に Daiteiden no yoru ni Shota
2006 The Prince Of Tennis テニスの王子様 Tennis no oujisama Ryoma Echizen
Nana 2 ナナ2 Nana 2 Shinichi Okizaki, "Shin"
2007 Silk シルク Shiruku Japanese Servant Boy
2008 The Blue Bird 青い鳥 Aoi Tori Shinichi Sonobe
The Fiend with Twenty Faces K-20 怪人二十面相・伝 K-20: Kaijin niju menso den Yoshio Kobayashi
Goth Goth Itsuki Kamiyama
2011 Gantz ガンツ Jōichiro Nishi[5]

Music videos
* LOVIBE - The Boom (2000)
* Tomorrow's way - YUI (2005)
* Eien no Tsubasa - B'z (2007)
* Zutto Yomikake no Natsu - Tomita Lab
* Namida Sora - GReeeeN (2007)

* Name: 本郷奏多
* Name (romaji): Hongo Kanata
* Profession: Actor and model
* Birthdate: 1990-Nov-15
* Birthplace: Sendai, Miyagi Prefecture, Japan
* Height: 171cm
* Star sign: Scorpio
* Blood type: O
* Talent agency: Stardust
* Hobbies/Specialties: Baseball, Tennis, Swimming
* Others: He's a dog lover

gilaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ... kawaii nian ! xD

Jumat, 04 September 2009

chocolate


Is chocolate good for us?

Sejarah Cokelat

Segelas cokelat panas. Menurut sejarahnya Cokelat pada awalnya diminum dan tidak dimakan.

Cokelat dihasilkan dari kakao (Theobroma cacao) yang diperkirakan mula-mula tumbuh di daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah. Mungkin sampai ke Chiapas, bagian paling selatan Meksiko. Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon dan, mungkin juga, membuat “cokelat” di sepanjang pantai teluk di selatan Meksiko. Dokumentasi paling awal tentang cokelat ditemukan pada penggunaannya di sebuah situs pengolahan cokelat di Puerto Escondido, Honduras sekitar 1100 -1400 tahun SM. Residu yang diperoleh dari tangki-tangki pengolahan ini mengindikasikan bahwa awalnya penggunaan kakao tidak diperuntukkan untuk membuat minuman saja, namun selput putih yang terdapat pada biji kakao lebih condong digunakan sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol.

Residu cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku Maya kuno di Río Azul, Guatemala Utara, menunjukkan bahwa Suku Maya meminum cokelat di sekitar tahun 400 SM. Peradaban pertama yang mendiami daerah Meso-Amerika itu mengenal pohon “kakawa” yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman xocolātl yang berarti minuman pahit. Menurut mereka, minuman ini perlu dikonsumsi setiap hari, entah untuk alasan apa. Namun, tampaknya cokelat juga menjadi simbol kemakmuran. Cara menyajikannya pun tak sembarangan. Dengan memegang wadah cairan ini setinggi dada dan menuangkan ke wadah lain di tanah, penyaji yang ahli dapat membuat busa tebal, bagian yang membuat minuman itu begitu bernilai. Busa ini sebenarnya dihasilkan oleh lemak kokoa (cocoa butter) namun terkadang ditambahkan juga busa tambahan. Orang Meso-Amerika tampaknya memiliki kebiasaan penting minum dan makan bubur yang mengandung cokelat. Biji dari pohon kakao ini sendiri sangat pahit dan harus difermentasi agar rasanya dapat diperolah. Setelah dipanggang dan dibubukkan hasilnya adalah cokelat atau kokoa. Diperkirakan kebiasaan minum cokelat suku Maya dimulai sekitar tahun 450 SM - 500 SM. Konon, konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status penting pada masa itu. Suku Maya mengonsumsi cokelat dalam bentuk cairan berbuih ditaburi lada merah, vanila, atau rempah-rempah lain. Minuman Xocoatl juga dipercaya sebagai pencegah lelah, sebuah kepercayaan yang mungkin disebabkan dari kandungan theobromin didalamnya.

Ketika peradaban Maya klasik runtuh (sekitar tahun 900) dan digantikan oleh bangsa Toltec, biji kokoa menjadi komoditas utama Meso-Amerika. Pada masa Kerajaan Aztec berkuasa (sampai sekitar tahun 1500 SM) daerah yang meliputi Kota Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah Meso-Amerika yang paling kaya akan biji kokoa. Bagi suku Aztec biji kokoa merupakan “makanan para dewa” (theobroma, dari bahasa Yunani). Biasanya biji kokoa digunakan dalam upacara-upacara keagamaan dan sebagai hadiah.

Cokelat juga menjadi barang mewah pada masa Kolombia-Meso Amerika, dalam kebudayaan mereka yaitu suku Maya, Toltec, dan Aztec biji kakao (cacao bean) sering digunakan sebagai mata uang . Sebagai contoh suku Indian Aztec menggunakan sistem perhitungan dimana satu ayam turki seharga seratus biji kokoa dan satu buah alpukat seharga tiga biji kokoa

Sementara tahun 1544 M, delegasi Maya Kekchi dari Guatemala yang mengunjungi istana Spanyol membawa hadiah, di antaranya minuman cokelat.

Di awal abad ke-17, cokelat menjadi minuman penyegar yang digemari di istana Spanyol. Sepanjang abad itu, cokelat menyebar di antara kaum elit Eropa, kemudian lewat proses yang demokratis harganya menjadi cukup murah, dan pada akhir abad itu menjadi minuman yang dinikmati oleh kelas pedagang. Kira-kira 100 tahun setelah kedatangannya di Eropa, begitu terkenalnya cokelat di London, sampai didirikan “rumah cokelat” untuk menyimpan persediaan cokelat, dimulai di rumah-rumah kopi. Rumah cokelat pertama dibuka pada 1657.

Di tahun 1689 seorang dokter dan kolektor bernama Hans Sloane, mengembangkan sejenis minuman susu cokelat di Jamaika dan awalnya diminum oleh suku apothekari, namun minuman ini kemudian dijual oleh Cadbury bersaudara.

Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman. Baru pada 1847 ditemukan cokelat padat. Orang Eropa membuang hampir semua rempah-rempah yang ditambahkan oleh orang Meso-Amerika, tetapi sering mempertahankan vanila. Juga mengganti banyak bumbu sehingga sesuai dengan selera mereka sendiri mulai dari resep khusus yang memerlukan ambergris, zat warna keunguan berlilin yang diambil dari dalam usus ikan paus, hingga bahan lebih umum seperti kayu manis atau cengkeh. Namun, yang paling sering ditambahkan adalah gula. Sebaliknya, cokelat Meso-Amerika tampaknya tidak dibuat manis.

Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang digunakan suku Maya dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara Meso-Amerika kuno masih dipertahankan, tetapi di dalam mesin industri. Biji kokoa masih sedikit difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan digiling. Namun, serangkaian teknik lebih rumit pun dimainkan. Bubuk cokelat diemulsikan dengan karbonasi kalium atau natrium agar lebih mudah bercampur dengan air (dutched, metode emulsifikasi yang ditemukan orang Belanda), lemaknya dikurangi dengan membuang banyak lemak kokoa (defatted), digiling sebagai cairan dalam gentong khusus (conched), atau dicampur dengan susu sehingga menjadi cokelat susu (milk chocolate).

Kakao

Pohon kakao

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:

Plantae

Divisi:

Magnoliophyta

Kelas:

Magnoliopsida

Ordo:

Malvales

Famili:

Malvaceae
(Sterculiaceae)

Genus:

Theobroma

Spesies:

T. cacao

Nama binomial Theobroma cacao

Cokelat diduga bisa menurunkan resiko serangan jantung.


Mengkonsumsi beberapa keping cokelat murni setiap hari dapat menurunkan resiko kematian akibat serangan jantung pada hampir 50% kasus. Pendapat ini diungkapkan oleh seorang peneliti dari John Hopkins University School, USA. Pada penelitiannya terungkap bahwa pembentukan gumpalan darah/trombus pada pemakan cokelat jauh lebih lambat daripada yang tidak mengkonsumsi cokelat. Hal ini tentu saja banyak benarnya karena bentukan trombus yang terlalu besar akan menyebabkan pembuluh darah jantung tersumbat dan bisa menyebabkan serangan jantung.

Diungkapkan pula kalau antioksidan flavanols yang terdapat dalam biji kakao mempunyai efek biokimia menurunkan pembentukan gumpalan darah yang mirip dengan cara kerja aspirin tetapi efeknya tentu lebih rendah dari aspirin. Beberapa pendapat lain yang berkembang dalam hubunganya mengenai kegunaan cokelat dalam menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler antara lain : menurunkan tekanan darah, menurunkan oksidasi LDL kolesterol, dan mempunyai efek anti inflamasi. Sayangnya semua itu masih memerlukan penelitian lanjutan untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.

*Antioksidan adalah senyawa yang akan menangkap radikal bebas, suatu molekul perusak yang banyak terlibat dalam berbagai gangguan tubuh. Di dalam dark chocolate terdapat beberapa flavonoids, terutama adalah epicathecin, yang memiliki efek antioksidan dan antitrombotik (anti penggumpalan darah). Dalam penelitiannya, Serafini dan timnya menggunakan subyek penelitian 7 wanita sehat dan 5 pria sehat dengan kisaran usia 25-35. Pada hari-hari yang berbeda yang sudah ditentukan, mereka diminta mengkonsumsi 100 gram dark chocolate, 100 gram dark chocolate dengan segelas susu, dan 200 gram milk chocolate. Satu jam kemudian dari masing-masing konsumsi cokelat, sampel darah mereka dan diukur kadar epicathecin di dalam darahnya.

Apa yang diperoleh ? Ternyata konsumsi dark chocolatedark chocolate + susu, dan yang terendah adalah milk chocolate. Yang menarik, ternyata nampaknya susu mengganggu penyerapan antioksidan dalam tubuh. Dan adanya susu juga akan mengurangi potensi manfaat cokelat bagi kesehatan, dalam hal ini khususnya untuk gangguan kardiovaskuler.

Dark coklat merk apa yang masih banyak flavanolsnya, karena dalam komposisi yang tertera dalam kemasan tidak ada yang menyebutkan banyaknya kandungan flavanols. Wah, kalau ini agak sulit…. karena memang produk-produk coklat yang beredar tidak ada yang menuliskan kandungan flavonoidnya. Beberapa merk yang memiliki varian dark coklat yang aku tahu adalah Toblerone, Cadbury, Silver Queen, dan Monggo (ini merk lokal Jogja). Untuk produsen coklat, ada baiknya memang untuk bisa mencantumkan kandungan flavonoidnya pada kemasan coklat, mungkin itu lebih menarik sebagian orang yang peduli kesehatan.

*Selain menurunkan resiko serangan jantung Cokelat juga dapat menurunkan tekanan darah dan menurunkan resistensi insulin, dan

dapat memperbaiki sirkulasi darah arteri.